Wednesday, November 14, 2007

Silaturahmi Memperkaya Hati


Rasulullah saw। pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, ”Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah”. Para sahabat pun bertanya, ”Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah? Beliau kemudian bersabda lagi, ”Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh” (H.R. Hakim).


Dalam hadis lain dikisahkan pula, ”Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat. ”Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, ”Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadis tersebut terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Betapa tidak, dengan silaturahmi maka akan terjalinlah rasa kasih sayang sesama manusia. Bahkan, orang yang bersilaturahmi akan dipanjangkan umurnya, dalam arti namanya akan senantiasa diingat orang. Lebih dari itu, silaturahmi juga menjadi jalan bagi datangnya keluasan rezeki karena Allah.
Bila ini terjadi, maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita. Sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi sudah terputus di antara kita.
Demikianlah kita pahami bahwa silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT, sekaligus pembuka pintu rezeki. Membuka pintu rezeki bukan sekadar bermakna memperoleh harta atau keuntungan materi, melainkan lebih dari itu, memperoleh rezeki juga dapat diartikan memperoleh semangat baru, menambah input, memunculkan gagasan, memotivasi ibadah, dan memperkaya hati.
Pembaca yang budiman, pancaran cinta dan kasih yang tercermin dari hubungan yang dibangun secara intensif melalui silaturahni akan membawa setiap orang merasakan ketentraman hidup, kebahagiaan, kedamaian, dan merasakan keutuhan dirinya sebagai manusia. Karenanya Islam dengan teliti memandang segala aspek kehidupan sosial dengan menempatkan unsur cinta dan keharmonisan sebagai sarana pertemuan hati.
Oleh sebab itu, Islam secara tegas mengutuk segala hal yang dapat menciptakan permusuhan dan dapat menggoncangkan fondasi persatuan. Tentu hanya orang-orang yang memiliki sifat dan akhlak mulia yang dapat memenuhi syarat bagi tersemainya cinta dan persahabatan.
Ketahuilah, dunia berikut isinya diciptakan hanya untuk memuaskan jasad belaka. Akan tetapi, ketenteraman batin dan kebahagiaan hidup tak diberikan oleh Allah, kecuali kepada orang yang berhati bersih, qolbun saliim. Hati yang bersih selamat akan menjadi hati yang kaya. Kaya akan ingat kepada Allah, Sang Pencipta. Kaya akan keikhlasan sehingga tak diperbudak oleh pujian dan penghargaan makhluk.
Kaya akan kasih sayang sehingga tak sengsara diperbudak kedengkian dan kebencian, mudah untuk memaafkan dan membalas dengan kebaikan. Kaya akan rasa syukur sehingga tak lelah dijajah oleh sesuatu yang belum ada. Sebaliknya, sangat bahagia dengan apa yang ada. Kaya akan keyakinan dengan jaminan Allah sehingga amat ringan dan senang mendermakan rezeki yang ada, tak tersentuh oleh kekhawatiran miskin yang membuatnya kikir.
Silaturahmi adalah cara efektif untuk meleburkan kebekuan hati. Keberhasilan dalam perilaku sosial berhubungan langsung dengan aturan-aturan moral yang harus mengikat setiap orang. Di samping itu, manusia telah diberi anugerah bakat-bakat dan kemampuan yang besar. Setiap orang memiliki daya untuk mengikuti kemurnian dan keutuhan kasih sayang. Kebutuhan terciptanya cinta kasih merupakan suatu sifat yang secara mendalam tertanam di dalam fitrah manusia, setiap orang memiliki kecondongan pada cinta dan keharmonisan hidup. Oleh karena itu, ia membenci kesendirian dan pengasingan.
Dalam mengarungi kehidupan, manusia memerlukan kebersamaan untuk bisa hidup tenteram dengan sesamanya. Sedemikian pentingnya kebersamaan ini sehingga Islam menganjurkan kepada manusia untuk memperbanyak menciptakan ruangan silaturahmi. Bahkan Rasulullah saw.menjanjikan dengan pahala berlipat ganda.
Dengan demikian, mulai saat ini, marilah kita menghubungkan silaturahmi dengan penuh keikhlasan hati sehingga kita semua dapat menuai manfaat dan keridaan-Nya. Wallahua'lam.***

No comments: